Jamur truffle dikenal sebagai salah satu bahan makanan paling mewah dan mahal di dunia, dengan harga yang bisa mencapai jutaan rupiah per ons. Salah satu alasan utamanya adalah karena truffle sangat sulit dibudidayakan, berbeda dengan jamur konsumsi lainnya seperti jamur tiram atau champignon. Truffle bukan hanya tumbuh di bawah tanah, tetapi juga membutuhkan hubungan simbiosis yang sangat spesifik dengan akar pohon tertentu. Inilah yang disebut mikoriza.
Baca juga:
Mikoriza: Kerja Sama Akar dan Jamur
Truffle termasuk jamur dari genus Tuber yang membentuk mikoriza ektotrofik, yaitu hubungan mutualisme dengan akar pohon inangnya, seperti pohon ek (Quercus), hazel (Corylus), beech (Fagus), atau pinus. Dalam hubungan ini, truffle membantu akar menyerap air dan mineral dari tanah dengan lebih efisien, sementara akar pohon memberikan karbohidrat hasil fotosintesis kepada truffle.
Namun, tidak semua pohon dan kondisi tanah bisa mendukung pembentukan mikoriza ini. Tanah harus memiliki pH tertentu (sedikit basa), kandungan kalsium tinggi, drainase yang baik, dan rendah nitrogen. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, hubungan mikoriza tidak terbentuk, dan truffle tidak bisa tumbuh.
Para petani truffle (terutama di Prancis, Italia, dan Spanyol) mencoba membudidayakan truffle dengan menanam bibit pohon yang sudah diinokulasi spora truffle. Artinya, sejak masih kecambah, akar pohon sudah ditempelkan spora truffle dalam kondisi laboratorium. Setelah ditanam, butuh waktu 5 hingga 10 tahun sebelum kemungkinan truffle pertama muncul, dan itupun belum pasti berhasil.
Tidak hanya itu, truffle tidak tumbuh sembarangan. Ia hanya akan berkembang pada musim tertentu dan sangat sensitif terhadap suhu, kelembapan, serta gangguan tanah. Oleh karena itu, proses panennya pun menggunakan anjing pelacak terlatih, karena manusia tidak bisa mendeteksi keberadaannya hanya dengan mata atau alat biasa.
Ilmuwan terus meneliti cara agar truffle bisa dibudidayakan dengan lebih efisien. Beberapa negara seperti Selandia Baru dan Australia bahkan sudah berhasil menumbuhkan truffle hitam (Tuber melanosporum) dengan metode budidaya modern. Namun, truffle putih (Tuber magnatum), yang dianggap paling langka dan mahal, masih belum bisa dibudidayakan secara komersial hingga saat ini.
Posting Komentar