Salad Kekinian Nggak Selalu Sehat? Ini Fakta Mengejutkannya

salad

Dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi salad mengalami peningkatan signifikan, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z. Salad tidak lagi hanya dikaitkan dengan diet rendah kalori, tetapi juga sebagai simbol gaya hidup sehat dan modern. Hadir dalam bentuk yang lebih bervariasi, berwarna, dan sering dipadukan dengan konsep "clean eating", tren salad kekinian kini marak dijumpai di kafe, restoran, hingga layanan katering harian.

Baca juga: 

Namun, munculnya tren salad kekinian telah mengubah persepsi dan komposisi dasar salad itu sendiri. Banyak menu salad yang kini ditambahkan bahan-bahan seperti:

salad

  • Keju tinggi lemak
  • Saus creamy berbasis mayones
  • Dressing manis atau asin tinggi sodium
  • Crouton goreng atau karbohidrat olahan lainnya

Penambahan elemen-elemen ini memang memperkaya rasa dan tekstur, namun juga berpotensi menambah asupan lemak jenuh, gula, dan kalori secara signifikan. Sebuah porsi salad yang terlihat ringan bisa mengandung lebih dari 500–700 kalori, tergantung topping dan dressing-nya.

Secara umum, salad berbahan dasar sayuran dan buah segar memang mengandung banyak serat, vitamin, mineral, dan antioksidan. Bahan tambahan seperti protein hewani (ayam, ikan, telur) dan lemak sehat (alpukat, kacang-kacangan) dapat menjadikan salad sebagai makanan lengkap secara gizi.

Namun, tidak semua salad kekinian sehat secara keseluruhan. Beberapa menu justru menggunakan dressing tinggi lemak dan gula, seperti mayones manis, saus krim, atau vinaigrette yang mengandung pemanis tambahan. Selain itu, porsi salad yang terlalu kecil tanpa cukup protein atau karbohidrat kompleks dapat menyebabkan rasa lapar kembali dalam waktu singkat.

Salad kekinian, jika disusun dengan seimbang dan menggunakan bahan-bahan alami tanpa tambahan dressing berlebihan, tetap menjadi pilihan yang sehat dan bernutrisi. Namun, konsumen perlu lebih kritis dalam memilih menu salad yang benar-benar mendukung kesehatan tubuh, bukan hanya mengikuti tren visual belaka.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama