Di taman-taman cerah nan kering, bunga Nerium oleander tampil menawan. Daunnya rapi dan mengilap seperti disisir angin pagi, bunganya mekar dalam nuansa putih, merah muda, hingga merah terang yang memikat. Tidak mengherankan jika tanaman ini sering disebut permata Mediterania. Namun, di balik kecantikan luar biasa itu, tersembunyi sebuah kebenaran kelam, semua bagian tanaman ini adalah racun mematikan.
Baca juga:
- 5 Bunga Tanaman yang Bisa Dimakan, Pernah Coba yang Mana?
- 10 Rekomendasi Buah-buahan yang Cocok Dimakan Saat Sahur
- 6 Fakta Unik Terong, Si Ungu yang Pernah Dianggap Beracun
Glikosida jantung seperti oleandrin dan neriin adalah racun yang terkandung dalam Nerium oleander. Senyawa ini mampu memicu gangguan irama jantung, depresi saraf, hingga kematian meski hanya tertelan sedikit. Satu helai daun oleander cukup untuk membunuh anak kecil atau hewan kecil.
Efek keracunan dapat berupa:
- Mual dan muntah hebat
- Denyut jantung tidak normal (bradikardia atau takikardia)
- Kelelahan, pingsan, hingga gagal jantung
- Kejang, koma, bahkan kematian bila tidak segera ditangani
Lebih mengerikan lagi, bahkan asap dari pembakaran tanaman ini bisa berbahaya jika terhirup.
Oleander bukan hanya bunga taman. Dalam sejarah, ia pernah digunakan sebagai alat pembunuhan diam-diam dalam cerita rakyat dan laporan kriminal.
Pada abad ke-19, ada kasus terkenal di Eropa tentang seorang istri yang mencampurkan daun oleander ke dalam makanan suaminya. Sang suami tewas dalam hitungan jam. Hingga kini, oleander tetap menjadi bahan studi para toksikolog.
Nerium oleander berasal dari wilayah Mediterania dan menyebar ke Asia Barat Daya. Kini ia tumbuh subur di berbagai belahan dunia tropis dan subtropis termasuk Indonesia, terutama karena ketahanannya terhadap kekeringan dan pesona estetikanya.
Ia kerap ditanam di sepanjang jalan, taman kota, atau halaman rumah tanpa disadari bahayanya.
Bunga Oleander mengajarkan kita bahwa tidak semua yang cantik itu aman. Ia memesona di luar, namun menyimpan bahaya dalam diam. Jadi, saat kita mengagumi keindahan alam, jangan lupa—pesona kadang menyamar sebagai bahaya.
Posting Komentar