Gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) masih menjadi salah satu masalah yang dialami oleh petani kopi di Indonesia. Dasarnya, serangan OPT seperti hama pengggerek buah kopi dapat menurunkan hasil panen. Apalagi, jika penanganannya tidak benar, kemungkinan hasil panen akan sulit diekspor.
Dasarnya, petani menggunakan pestisida kimiawi untuk mencegah hama kopi. pemberian pestisida kimiawi bisa berdampak buruk pada tanaman dan semut-semut yang ada di sekitar tanaman kopi. Hewan kecil ini bisa bertindak sebagai predator hama penggerek buah kopi (PBKo).
Semut adalah serangga sosial yang hidup secara berkoloni. Dalam satu koloni, jumlahnya bisa mencapai ribuan ekor. Semut berperan sebagai predator hama PBKo dan bisa mengusir hama PBKo menyerang buah kopi.
Baca Juga:
- Inilah Langkah Mudah Budidaya Tanaman Selada Di Pot
- Inilah Manfaat Luar Biasa yang Akan Didapat Jika Anda Sering Mengkonsumsi Alpukat
- Berikut Cara Menanam Labu Siam Dalam Pot Untuk Pemula Agar Cepat Berbuah
Jenis-jenis semut yang diketahui berperan sebagai predator hama kopi yaitu semut rangrang, semut bonding, semut firaun, semut berduri, semut api/merah, semut api kecil, semut cina, dan semut kripik/akrobat.
Biasanya, semut berasosiasi dengan kutu yang bisa menghasilkan cairan. Oleh sebab itu, membiarkan semut hidup di sekitar tanaman kopi adalah langkah yang tepat dan perlu dilakukan untuk mengendalikan hama kutu. Tetapi, untuk melindungi diri dari kedatangan semut di area pertanaman kopi, Anda bisa menggunakan minyak atsiri seperti minyak serai wangi.
Biasanya, kedatangan semut dapat membuat petani kesusahan saat melakukan panen kopi. Terkadang, semut-semut tersebut menggigit tangan pekerja sehingga membuat bekas gigitan merah-merah dan terasa perih. Walau keberadaannya menguntungkan, hewan kecil ini juga bisa merugikan pekerja. Tetapi, sebaiknya semut tidak dibasmi dengan pestisida kimiawi, apalagi saat menjelang panen biar tidak ada residu yang tertinggal pada kopi yang dipanen.
Keberadaan semut yang melimpah pada tanaman kopi bisa diakibatkan oleh banyak hal, seperti adanya daun kering yang digunakan menjadi tempat bersarang, tanaman penaung yang digunakan adalah pohon pisang atau pohon nangka, dan areal tanaman kopi berdekatan dengan pohon-pohon kering.
Untuk mencegah populasi semut di areal pertanaman agar tidak meledak, dapat dilakukan dengan pemeliharaan intensif. Rajin melakukan sanitasi kebun dengan baik dan memanfaatkan teknologi yang bersifat kearifan lokal.
Posting Komentar