5 Cara Budidaya Sawi Putih Dengan Benar!

 Halo, kembali lagi bersama penulis yang akan membahas seputar dunia pertanian, perkebunan, dan juga perternakan.

Cara budidaya sawi dengan benar harus dilakukan sesuai dengan urutan yang sesuai. Sawi merupakan jenis sayuran yang populer dan banyak digemari oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Sawi merupakan sekelompok tanaman dari marga Brassica yang mana daun atau bunganya dimanfaatkan sebagai bahan pangan.

Sawi sendiri dibedakan menjadi dua jenis yang berbeda, yaitu sawi putih dan sawi hijau. Meski berbeda, kedua jenis sawi ini sama-sama memiliki kandungan vitamin serta mineral yang baik untuk tubuh. Sawi merupakan jenis tanaman yang bisa dibilang cukup mudah untuk dibudidayakan. Hal ini dikarenakan sawi bisa hidup di dataran tinggi maupun di dataran rendah dan bisa ditanaman pada kondisi kering. Selain mudah, menanam sawi untuk konsumsi pribadi juga tidak membutuhkan lahan yang luas.

Cara budidaya sawi putih:

Baca Juga:

1. Pemilihan Benih

Sawi putih atau Petsai merupakan salah satu tanaman sayur yang bisa dibudidayakan dengan cara generatif atau melalui biji. Untuk mendapatkan biji ini, anda bisa membelinya secara langsung di toko pertanian yang berada tidak jauh dari tempat anda tinggal. Namun untuk mendapatkan benih yang berkualitas baik, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan. Beberapa hal tersebut adalah:

  • Anda harus memastikan bahwa benih yang anda dapatkan adalah benih yang sehat atau tidak terserang penyakit,
  • Benih yang anda dapatkan tidak tercampur dengan benih tanaman lain,
  • Penampakan benih tidak bercacat atau rusak,
  • Benih tidak keriput.

Jika anda sudah mendapatkan benih yang sesuai kriteria diatas, maka selanjutnya adalah proses penyortiran benih. Biasanya cara ini dilakukan sebelum proses penanaman dilakukan. Yang harus anda lakukan adalah merendam bebih-benih sawi putih tersebut didalam air hangat. Ciri-ciri benih yang berkualitas adalah benih yang tenggelam. Benih yang mengapung menandakan benih tersebut sudah keriput sehingga tidak bisa diteruskan untuk proses selanjutnya.

2. Penyemaian

Sawi putih termasuk jenis sayuran yang dalam penanamannya memerlukan proses penyemaian. Penyemaian ini biasanya menggunakan tanah, kompos, dan sekam sebagai media tanamnya dengan perbandingan 2:1:1. Penyemaian adalah tahap yang sangat penting karena pada tahap inilah pertumbuhan  sawi putih sangat ditentukan. Jika proses penyemaian gagal maka besar kemungkinannya sawi putih tidak akan tumbuh bahkan mati bisa saja terjadi. Dan berikut adalah spesifikasi khusus lainnya yang harus dimiliki oleh tempat penyemaian agar benih sawi putih tumbuh secara maksimal: 

  • Tempat penyemaian harus terbebas dari tanaman pengganggu seperti gulma,
  • Tempat penyemaian harus terbebas dari batu-batu atau sisa-sisa tanaman lain,
  • Tempat penyemaian harus kering dan tidak terdapat genangan air,
  • Tempat penyemaian tidak jauh dari area lahan,
  • Tempat penyemaian harus dekat dengan tempat tinggal untuk memudahkan proses pengawasan,

Dalam satu wadah semai, anda bisa menempatkan 1-2 benih sekaligus agar jika ada satu benih yang mati masih ada benih lainnya yang akan tumbuh menggantikan. 

3. Tanam Sawi

Setelah muncul tunas, langkah selanjutnya yang bisa dilakukan ialah mulai menanam. Tanam sawi pada gundukan-gundukan tanah yang sudah dibuat. Sebaiknya untuk tidak memberikan pupuk secara berlebihan karena bisa membuat sawi tidak tumbuh dengan maksimal

4. Merawat Sawi

Setelah sawi sudah dipindahkan ke lahan, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk merawat sawi agar mendapatkan hasil panen yang maksimal, yakni:

  • Karena sawi merupakan tanaman yang harus tumbuh di tanah yang basah, maka sebaiknya lakukan penyiraman secara rutin.
  • Lakukan Penjarangan, penjarangan merupakan proses pemotongan tanaman yang dilakukan ketika ada tanaman sawi yang tumbuh terlalu rapat, proses ini dilakukan setelah masa tanam berusia 15 hari. Penjarangan ini dilakukan agar sawi dapat tumbuh dengan maksimal.
  • Jika ada tanaman yang mati atau terserang penyakit, segeralah untuk menggantinya dengan bibit lain.
  • Lakukan Penyiangan, proses ini merupakan tindakan yang dilakukan untuk membersihkan tanaman gulma yang mengganggu pertumbuhan sawi.
  • Setelah tanaman sawi berusia tiga minggu, Anda bisa melakukan pemupukan kembali.

Cara melakukan pemupukan dengan melarutkan pupuk urea dengan air dengan takaran 1 sendok teh ke dalam air sebanyak 25 liter, kemudian siram larutan tadi keatas gundukan tanah yang berisi bibit yang telah ditanam tadi. Pupuk urea yang dipergunakan adalah sebanyak 50 kg untuk setiap 1 hektar lahan.

5. Panen

Setelah kurang lebih 2 bulan masa penanaman, sawi biasanya sudah siap untuk dipanen. Adapun tahapan cara memanem sawi adalah:

  • Panen dilakukan dengan mencabut atau memotong pangkal batang dari tanaman sawi 
  • Ketika sudah dipanen, sebaiknya sawi disimpan di ruangan sejuk dan tidak terkena matahari langsung agar tidak layu.
  •  Berikan air untuk mempertahankan tingkat kesegaran tanaman yang telah dipanen.

Nah, berakhir sudah pembahasan materi untuk artikel kali ini. Jangan lupa share agar semua mendapat informasi yang bermanfaat ini ya. See you later!

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama