Kentang, sang karbohidrat serbaguna yang bisa dijadikan gorengan, sup, hingga kroket. Bukan hanya lezat, tetapi juga praktis. Namun di balik wajahnya yang bersahabat, kentang menyimpan satu rahasia kecil yang bisa menjadi ancaman besar: tunas kecil berwarna hijau pucat yang muncul di permukaannya. Bagi sebagian orang, itu hanya dianggap sebagai tanda kentang mulai menua. Tapi kenyataannya, tunas tersebut bisa menjadi sumber racun alami yang berbahaya bagi tubuh manusia racun yang dikenal dengan nama solanin.
Baca juga:
- 5 Buah Lokal yang Bisa Jadi Pengganti Gula Alami
- 5 Kesalahan Umum Saat Menanam di Polybag yang Harus Dihindari
- 5 Jenis Bunga yang Bisa Dijadikan Teh Herbal dan Kaya Manfaat
Solanin bukan racun buatan atau kontaminasi dari luar. Ia terbentuk secara alami sebagai mekanisme pertahanan tanaman kentang terhadap hama, jamur, dan kerusakan lingkungan. Jika kentang terpapar terlalu banyak sinar matahari maka kadar solanin akan tinggi dan kentang sudah tidak layak dikonsumsi.
Bahaya dari solanin tidak bisa dianggap remeh. Meskipun bukan racun yang mematikan dalam satu gigitan, paparan dalam jumlah cukup bisa menyebabkan gejala yang cukup serius. Beberapa di antaranya adalah mual, muntah, sakit perut, diare, sakit kepala, hingga gangguan sistem saraf seperti rasa kebas dan kebingungan. Dalam kasus yang ekstrem meski jarang terjadi keracunan solanin dapat menyebabkan gangguan pernapasan hingga kematian, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau oleh anak-anak dan orang lanjut usia dengan daya tahan tubuh yang lemah.
Yang mengejutkan, banyak orang masih menganggap kentang bertunas sebagai bahan makanan yang "bisa dipotong saja bagian buruknya." Sebagian mengupas kulit dan membuang mata tunasnya, lalu memasaknya seperti biasa. Sayangnya, solanin tidak hilang hanya dengan dimasak. Proses pemanasan seperti merebus atau menggoreng tidak mampu menghancurkan racun ini sepenuhnya. Artinya, meskipun sudah dimasak, kentang yang mengandung kadar solanin tinggi tetap bisa menimbulkan efek samping jika dimakan.
Tentu saja ini bukan berarti kentang harus ditakuti. Kentang tetaplah sumber gizi yang baik mengandung vitamin C, kalium, dan serat yang penting bagi tubuh. Namun, cara penyimpanan dan pemilihan kentang menjadi kunci. Simpan kentang di tempat anti matahari dan sejuk. Hindari menyimpan kentang di kulkas karena suhu dingin justru dapat meningkatkan pembentukan gula yang dapat bereaksi dengan asam amino saat dimasak dan menghasilkan senyawa akrilamida, yang juga berpotensi berbahaya.
Ketika membeli kentang, pilihlah yang kulitnya mulus, tidak kehijauan, dan bebas tunas. Jika sudah terlanjur tumbuh tunas atau menghitam, sebaiknya jangan ambil risiko. Lebih baik buang daripada mengambil kemungkinan bahaya yang tidak kasatmata. Ini bukan soal membuang-buang makanan, tetapi soal kesehatan jangka panjang yang sering kita abaikan karena merasa "sayang."
Kentang memang bukan musuh, tapi ia punya sisi gelap yang perlu dikenali. Solanin adalah pengingat bahwa bahkan bahan makanan paling akrab pun bisa menyimpan risiko jika tidak ditangani dengan benar. Maka, lain kali saat membuka dapur dan menemukan kentang yang sudah mulai tumbuh "rambut halus", ingatlah bahwa tubuhmu tidak sekuat yang kamu kira untuk bertaruh dengan racun kecil bernama solanin. Bijak dalam memilih, cermat dalam menyimpan—itu kunci agar kentang tetap menjadi sahabat, bukan sumber masalah.
Posting Komentar