Sebagai bumbu dapur utama di Indonesia, cabai kerap mengalami gejolak harga yang signifikan. Kondisi ini memicu tren urban farming dimana banyak keluarga mulai membudidayakan cabai di pekarangan rumah. Sayangnya, keterbatasan lahan menjadi hambatan utama, terutama bagi masyarakat urban yang tinggal di kawasan padat. Penggunaan polybag sebagai media tanam cabai menawarkan solusi efisien, baik dari segi biaya maupun pemanfaatan ruang, sehingga banyak dipilih sebagai alternatif penanaman.
Baca juga:
Berikut adalah tahapan menanam cabai di polybag secara sederhana:
1. Persiapan Media Tanam
Campurkan tanah gembur, pupuk kandang, dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1. Media ini mendukung perakaran cabai tumbuh sehat dan subur.
2. Pemilihan Bibit Cabai
Gunakan bibit unggul (bisa dibeli atau dibuat sendiri dari biji cabai merah kering). Rendam biji selama 3–6 jam sebelum disemai.
3. Penyemaian dan Pemindahan
Semai bibit dalam tray atau wadah kecil. Setelah 2–3 minggu dan muncul 4–5 helai daun, pindahkan ke polybag ukuran minimal 30×30 cm.
4. Perawatan Rutin
Siram 1–2 kali sehari tergantung cuaca, beri pupuk organik cair seminggu sekali, dan pangkas daun tua atau rusak.
5. Pengendalian Hama
Gunakan pestisida nabati (misalnya dari daun mimba atau bawang putih) jika muncul gejala hama.
Dalam sistem budidaya polybag, tanaman cabai mencapai fase panen dalam rentang waktu 75-90 hari pasca tanam. Dengan perawatan baik, tanaman bisa terus berproduksi selama 3–5 bulan. Hasil panen dari 5–10 polybag sudah cukup memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Polybag telah terbukti menjadi solusi efektif bagi siapa pun yang ingin bercocok tanam di ruang terbatas. Dengan perawatan sederhana, tanaman cabai dapat tumbuh subur bahkan di teras rumah kecil. Selain membantu ketahanan pangan rumah tangga, kegiatan ini juga menjadi hobi yang menyehatkan dan menenangkan.
Posting Komentar