Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas yang memiliki ribuan jenis tanaman buah, termasuk buah-buahan hutan yang tumbuh liar di berbagai daerah. Sayangnya, tak sedikit dari buah-buah tersebut yang belum dikenal luas oleh masyarakat dan sering kali dianggap sebagai “buah tak berguna” karena tidak dibudidayakan secara komersial. Padahal, banyak dari buah hutan ini memiliki kandungan gizi yang tinggi, potensi ekonomi, serta manfaat ekologis yang besar. Salah satu buah yang kerap mengalami nasib demikian adalah buah rukem (Flacourtia rukam).
Baca juga:
- Manfaat Bayam Untuk Kesehatan Anak-Anak!
- Perbanyakan Tanaman Secara Generatif dan Vegetatif, Apa Bedanya?
- 5 Kombinasi Buah Aneh Tapi Enak Buat Smoothie
Buah rukem adalah buah kecil berwarna ungu tua kehitaman yang tumbuh liar di hutan-hutan tropis Indonesia. Rasanya asam-manis, dengan sedikit getir saat masih muda. Di beberapa daerah, buah ini dikenal dengan nama berbeda, seperti “rukem”, “gandarusa”, atau “barum”.
Meski jarang ditemui di pasar tradisional maupun supermarket, buah rukem ternyata mengandung berbagai manfaat penting. Buah ini kaya akan antioksidan, vitamin C, dan senyawa fenolik yang berperan dalam menangkal radikal bebas. Dalam pengobatan tradisional, rukem digunakan untuk meredakan demam, diare, serta mempercepat pemulihan tubuh setelah sakit.
Sayangnya, persepsi masyarakat terhadap buah-buahan seperti rukem masih sangat rendah. Banyak orang menganggap buah ini sebagai tanaman liar tanpa nilai guna, sehingga keberadaannya terabaikan bahkan terancam punah karena deforestasi dan konversi lahan hutan. Kurangnya pengetahuan tentang manfaat gizi dan kesehatan dari buah ini turut memperparah kondisi tersebut.
Tidak hanya rukem, buah hutan lainnya seperti menteng, kemang, kecapi, dan binjai juga mengalami hal serupa. Padahal, di tengah maraknya isu ketahanan pangan dan gizi buruk, buah-buah lokal ini sebenarnya dapat menjadi alternatif sumber nutrisi yang murah dan mudah dijangkau, terutama di pedesaan.
Buah-buahan hutan seperti rukem adalah kekayaan hayati yang tak ternilai. Meski kerap dianggap sepele dan tak berguna, nyatanya buah ini menyimpan potensi besar bagi kesehatan, ekonomi, dan pelestarian lingkungan. Sudah saatnya masyarakat lebih mengenal dan menghargai buah-buah lokal yang selama ini tersembunyi di balik lebatnya hutan Indonesia. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga warisan alam, tetapi juga membuka jalan bagi masa depan pangan yang lebih beragam dan berkelanjutan.
Posting Komentar