Inilah 5 Cara Mudah Budidaya Tanaman Katuk

Tanaman Katuk
Tanaman katuk atau Sauropus androgunus merupakan sejenis sayuran daun yang termasuk tanaman perdu berumpun dengan tinggi sekitar 3 hingga 5 m. Batangnya tumbuh tegak dan berkayu, seta memiliki tunas kecil di ujung batangnya. Tanaman katuk bisa tumbuh hingga dataran tinggi sekitar 2000 mdpl. Tanaman katuk juga banyak mengandung banyak manfaat bagi kesehatan. Membudidayakan tanaman katuk terbilang cukup mudah, berikut ini ada beberapa cara budidaya tanaman katuk.

Syarat Tumbuh Tanaman Katuk

Tanaman katuk bisa tumbuh pada semua jenis tanah baik di dataran rendah atau dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 100 hingga 2000 mdpl, suhu yang baik untuk budidaya katuk sekitar 18°C hingga 36°C dengan curah hujan sekitar 800 mm/tahun, kelembapan udara sekitar 80% dengan pH tanah 5,5-6,7 dan kebutuhan sinar matahari secara penuh.

Baca Juga:

Cara Budidaya Tanaman Katuk 

1. Pembibitan 

Pembibitan tanaman katuk dilakukan dengan cara vegetatif yaitu menggunakan stek batang dari tanaman yang sudah berumur sekitar 6-12 bulan yang dalam kondisi baik. Bibit yang sudah dipilih lalu ditanam dalam polybag yang sudah di isi campuran tanah dan pupuk kandang.


2. Persiapan lahan 

Lahan penanaman katuk dapat disiapkan dalam bentuk bedengan atau bentuk pagar:

  • Bentuk bedengan: Lahan sistem bedengan digunakan dalam penanaman katuk secara khusus dengan jarak yang teratur yaitu 20 cm x 20 cm, secara berjajar atau berbaris. Tanah di cangkul atau dibajak sedalam 30 cm hingga gembur, kemudian buat bedengan berukuran lebar sekitar 100 hingga 120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar petakan 30 sampai 40 cm dan panjang petakan sesuai dengan lahan yang akan digunakan.  Bedengan ditaburi pupuk kandang sebanyak 20 ton/ha, kemudian campur dan ratakan.
  • Bentuk pagar: Pengolahan tanah dilakukan pada bidang tanah yang akan di tanami. Lahan yang dipilih lalu diolah hingga gembur, kemudian di bentuk larikan selebar 30 hingga 40 cm, dengan ketinggian 30 cm dan ukuran panjang disesuaikan dengan keadaan lahan. Larikan ditaburi pupuk kandang dengan dosis 20 ton/ha dan dicampur rata dengan tanah.

3. Penanaman 

Bibit katuk yang sudah bertunas kemudian di pindah pada lahan tanam yang sudah disiapkan. Buatlah lubang pada lahan tanam dengan ukuran sekitar 30 cm x 30 cm x30 cm. Kemudian pada bagian dasar lubang diberi pupuk kandang lalu bibit dari polybag dipindahkan pada lubang tanam kemudian timbun menggunakan  tanah hasil galian. 

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan yang biasa dilakukan adalah pengairan dan penyiangan. Pengairan perlu dilakukan secara rutin seminggu 2 kali terutama pada musim kemarau. Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Penyiangan selanjutnya dilakukan setiap bulan atau tergantung keadaan gulma lakukan ini bersamaan dengan pembubunan bedengan.

4. Hama dan penyakit

Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman katuk yaitu wereng hitam, ulat hijau, dan penyakit jamur katuk. Cara pengendalian dilakukan antara lain dengan cara sanitasi lahan, Penggunaan pestisida secara selektif.

5. Pemanenan

Tanaman katuk biasanya dipanen pada umur 3–3,5 bulan setelah tanam. Pada tahap ini bisa di lakukan pemanenan pertama. Panen di lakukan dengan cara memangkas ujung tanaman katuk atau cabang menggunakan alat potong.  Pucuk dipotong sepanjang 10 hingga 15 cm.  Waktu panen yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari dan kondisi cuaca cerah. Pemanenan berikutnya dilakukan secara kontinyu sebulan sekali.


Nah, berakhir sudah pembahasan materi untuk artikel kali ini. Jangan lupa share agar semua mendapat informasi yang bermanfaat ini. See you later!

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama