Hai, kembali lagi bersama penulis yang akan membahas seputar dunia pertanian, perkebunan, dan juga perternakan. Yuk langsung saja simak artikel berikut ini!
Tanaman cabai adalah tanaman perdu yang memikliki rasa buah pedas. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin . diantaranya ialah kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C. Cabai banyak dibudidayakan masyarakat petani karena harga jualnya yang tinggi. Dalam budidaya cabai pemilihan benih dan pembibitan, kriteria benih yang baik digunakan sebagai bibit adalah benih berasal dari pohon yang sehat dalam artian, tanaman induk yang akan diambil buahnya sebagai bibit tidak terserang hama dan penyakit. Selain itu benih yang dipakai harus benih yang bernas atau berisi serta ukuran benihnya seragam. Kebutuhan benih setiap hektar adalah sekitar 150–300 gram dengan daya tumbuh lebih dari 90 gram.
Berikut ini cara pembudidayaan tanaman cabai:
Baca Juga:
1. Pemilihan benih cabai rawit
Pilihlah benih yang mempunyai sifat unggul serta tahan serangan hama serta penyakit. Benih cabe rawit didapat dari tanaman cabe yang berasal dari varietas yang unggul, tahan dengan berbagai macam hama penyakit, serta dapat menghasilkan panen melimpah. Benih yang sudah didapat kemudian direndam dalam air bersih. Buang biji yang mengambang, biji yang cocok jadi benih ialah yang berisi serta tenggelam dalam air. Lalu jemur biji tersebut hingga kering, penjemuran berlangsung selama 3 hari.
2. Penyemaian benih cabai rawit
Benih harus disemaikan terlebih dahulu sebelum dijadikan bibit.
Siapkan polybag berukuran 5×10 cm kemudian isi polybag dengan media persemaian. Media persemaian terdiri dari campuran tanah, arang sekam serta kompos dengan perbandingan 1:1:1, kemudian bahan-bahan tersebut tadi diaduk secara merata. Sesudah media persemaian siap, rendam benih cabe rawit menggunakan air hangat selama kurang lebih 6 jam. Setelah 6 jam, masukkan benih cabe rawit tadi kedalam polybag sedalam 0,5 cm, lalu tutup permukaannya dengan media tanam tadi. Lakukan penyiraman setiap pagi serta sore secara rutin. Bibit cabe rawit yang siap dipindahkan ke lahan terbuka setelah berdaun 4-6 helai atau kira-kira berumur 1 hingga 1,5 bulan.
3. Pengolahan lahan serta penanaman
Tanah dicangkul atau dibajak sedalam kira 40 cm agar tanah menjadi gembur. Jika lahan terlalu asam, netralkan menggunakan dolomit biasanya sekitar 1-4 ha/ton tergantung tingkat keasaman tanah. Lalu buat bedengan dengan lebar berkisar 100-110 cm dengan tinggi 30-40 cm serta panjang mengikuti kondisi lahan dengan jarak antar bedengan yaitu selebar 60 cm. Campurkan pupuk organik, berupa kompos atau pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/ha. Bila tanahnya kurang subur bisa juga ditambahkan urea, SP36 serta KCI secukupnya. Buat lubang tanam dengan jarak 50-60 cm, lubang tanam dibuat dalam dua baris dalam satu bedengan dengan jarak antar baris 60 cm. Lubang dibuat zig-zag tidak sejajar. Hal ini berguna untuk meningkatkan penetrasi sinar matahari serta sirkulasi udara. Pindah bibit ke lubang tanam dengan menyobek atau melepas polybag semai, kemudian pindahkan bibit bersama media semai kedalam lubang tanam. Kemudian siram dengan air untuk menjaga kelembabannya. Pemindahan bibit dilakukan saat pagi atau sore hari. Upayakan penanaman dalam satu hektar dapat selesai dalam sehari agar panen nanti dapat serempak.
4. Perawatan budidaya cabai rawit
Penyiraman diperlukan saat musim kemarau saja. Siram tanaman saat kondisi lahan kering. jika lahan terlalu kering, tanaman cabe rawit bisa mati. Pengairan bisa dilakukan dengan merendam bedengan. Perendaman bendengan cukup dilakukan setiap dua minggu sekali.
Pemupukan susulan ditambahkan setelah tanaman berusia 1 bulan sejak di bibit ditanam. Selanjutnya berikan pemupukan susulan setiap habis panen. Pemupukan susulan dapat memakai pupuk organik cair atau menggunakan pupuk kompos. Bisa juga ditambahkan urea serta NPK sebagai pupuk tambahan.
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma serta tanaman pengganggu. Caranya yaitu dengan mencabut tanaman gulma sampai ke akarnya.
5. Hama serta penyakit
Hama yang menyerang tanaman cabe rawit antara lain, aphid, lalat buah, kepik, serta lain sebagainya. Sedangkan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe rawit adalah patek, kerdil, keriting daun serta busuk buah. Penyakit kebanyakan menyerang pada musim hujan, terutama pada curah hujan tinggi.
6. Pemanenan cabai rawit
Cabe rawit bisa dipanen setelah berusia sekitar 2,5-3 bulan. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat pagi hari. Cara memanennya yaitu dengan memetik buah beserta tangkainya. Buah cabe rawit yang bagus ialah yang memiliki bentuk ramping serta padat berisi. Tipe buah seperti ini biasanya rasanya pedas serta dihargai lebih tinggi.
Nah, itu tadi cara caranya. Kurang lebihnya mohon maaf, see you next di artikel berikutnya. Terima kasih.
Posting Komentar