Buah Favorit Para Raja & Ratu di Zaman Kuno

ratu mesir

Sejak zaman kuno, buah tidak hanya dikonsumsi sebagai sumber nutrisi, tetapi juga sebagai simbol status, kemewahan, dan kekuasaan. Di lingkungan kerajaan, tidak semua jenis buah mudah diakses oleh rakyat biasa. Beberapa buah bahkan hanya disajikan dalam jamuan istana, melambangkan kemakmuran, keabadian, hingga kekuasaan ilahi. 

Baca juga:

1. Delima – Simbol Kesuburan dan Keabadian

delima

Delima (Punica granatum) sangat dihormati dalam banyak kebudayaan kuno, seperti Mesir, Yunani, Persia, dan Tiongkok. Di Persia Kuno, delima dianggap sebagai buah surgawi dan sering dikaitkan dengan kehidupan kekal. Ratu Mesir kuno, seperti Cleopatra, diketahui menyukai delima karena dipercaya mempercantik kulit dan meningkatkan kesuburan. 

2. Anggur – Lambang Kekayaan dan Daya Tarik

anggur

Keberadaan buah anggur memiliki makna mendalam bagi dua peradaban besar - digunakan secara luas dalam ritual pemujaan dewa-dewi sekaligus menjadi simbol kemewahan dalam pesta kerajaan. Dewa Dionysus (Yunani) atau Bacchus (Romawi) merupakan dewa anggur dan pesta pora. Anggur dianggap sebagai buah elit oleh orang Romawi kuno, disantap segar atau dijadikan minuman, sebagai tanda kemewahan dan selera tinggi. Para kaisar dan ratu menyajikan buah ini dalam perjamuan sebagai simbol keagungan dan kejayaan.

3. Kurma – Energi dan Kemuliaan di Timur Tengah

kurma

Phoenix dactylifera (kurma) menjadi tanaman pokok yang dominan di kawasan Timur Tengah, dengan catatan sejarah panjang sebagai bahan pangan utama peradaban Arab dan Mesopotamia purba. Buah ini kaya akan energi, cocok untuk kehidupan di padang pasir. Bangsa Babilonia dan kerajaan Islam awal menganggap kurma sebagai makanan yang diberkahi. Buah ini juga sering diberikan kepada tamu kerajaan sebagai bentuk penghormatan dan kemurahan hati.

4. Ara (Fig) – Kebijaksanaan dan Kesakralan

buah fig

Buah ara (Ficus carica) banyak ditemukan dalam catatan sejarah Mesir, Yunani, dan India kuno. Dalam budaya Mesir, ara dipercaya sebagai makanan para dewa dan dibawa sebagai bekal ke alam baka. Di India, pohon ara suci dikenal sebagai pohon Bodhi, tempat Siddhartha Gautama mencapai pencerahan. Para raja di India sering menanam ara di taman istana sebagai simbol kebijaksanaan dan umur panjang.

5. Apel – Keindahan dan Keabadian dalam Mitos

apel

Meskipun terlihat sederhana, apel memegang peranan penting dalam simbolisme kerajaan Eropa kuno. Dalam mitologi Nordik, dewi Idunn menjaga buah apel emas yang memberi umur panjang para dewa. Di budaya Celtic, apel dianggap sebagai buah magis yang menghubungkan dunia manusia dan alam roh. Ratu dan bangsawan sering mengaitkan apel dengan kecantikan, umur panjang, dan kemuliaan.

Buah-buahan bukan sekadar makanan, tetapi juga memiliki makna simbolis dan historis yang dalam, terutama dalam konteks kerajaan kuno. Dari delima yang melambangkan kesuburan, hingga apel sebagai simbol keabadian, setiap buah mencerminkan nilai budaya dan spiritual yang dijunjung tinggi oleh para raja dan ratu. Menelusuri buah favorit para penguasa masa lalu memberi kita pandangan menarik tentang bagaimana makanan dapat menjadi representasi kekuasaan dan kepercayaan zaman kuno.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama