Di balik kekayaan alam yang luar biasa, dunia juga menyimpan kisah pilu tentang berbagai jenis buah langka yang kini hanya hidup dalam catatan sejarah. Buah-buah ini dulunya tumbuh subur di hutan liar atau ladang tradisional, namun perlahan menghilang akibat perubahan iklim, alih fungsi lahan, hingga eksploitasi berlebihan.
Baca Juga :
- Tips Menyuburkan Tanaman yang Layu Habis Ditinggal Mudik
- 7 Burung yang Terkenal Punya Paruh Besar, Gagah dan Unik!
- Mengenal Kayu Gaharu, Salah Satu Kayu Termahal di Dunia
Salah satu contoh terkenal adalah 'Akal Melaka', buah langka yang dulunya ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Buah ini dipercaya memiliki khasiat obat, namun kini sulit ditemukan dan nyaris punah di habitat aslinya. Ada juga kisah tentang 'Kalawet', buah eksotis dari daerah Papua yang pernah menjadi sumber pangan lokal, namun kini hanya dikenal melalui cerita lisan masyarakat adat.
Beberapa buah kuno seperti 'Mespilus germanica' dari Eropa atau 'Sideroxylon grandiflorum' dari Kepulauan Mauritius juga mengalami nasib serupa. Mereka punah karena tidak mampu bersaing dengan tanaman budidaya modern, atau karena hewan penyerbuk alaminya juga turut lenyap.
Kepunahan buah bukan hanya kehilangan rasa atau sumber gizi, tetapi juga hilangnya budaya dan pengetahuan lokal. Banyak masyarakat tradisional yang memiliki ritual, resep, atau pengobatan berbasis buah-buahan ini.
Upaya pelestarian sedang dilakukan melalui bank benih, penelitian ilmiah, dan konservasi di kebun botani. Namun, waktu terus berjalan, dan banyak buah langka kini hanya bisa dikenang melalui catatan ilmiah dan memori kolektif.
Melestarikan keanekaragaman buah bukan sekadar menjaga makanan, tetapi juga menjaga warisan alam dan budaya. Karena setiap buah yang punah, meninggalkan jejak yang tak tergantikan dalam sejarah manusia.
Posting Komentar