5 Cara Budidaya Cabai Rawit dengan Mudah, Pemula Wajib Coba


Cabai rawit ataupun cabai kecil (Capsicum frutescens) termasuk dalam famili Solanaceae serta merupakan tanaman berumur panjang (menahun), dapat hidup sampai 2-3 tahun apabila dipelihara dengan baik serta kebutuhan haranya tercukupi. Terdapat beberapa macam cabai rawit antara lain rawit kecil, sesertag serta besar.  Umumnya cabai rawit kecil rasanya sangat pedas. 

Cabai rawit dibuat untuk sayur, bumbu masak, asinan serta obat.  Budidaya cabai rawit secara umum tak berbeda dengan budidaya cabai merah. Namun yang harus diperhatikan ialah jarak tanam serta pemupukannya. Karena umurnya yang panjang, pemupukannya lebih banyak. Umumnya tanaman cabai rawit sangat tahan terhadap penyakit dibanding cabai lainnya.

BUDIDAYA TANAMAN

1. Persemaian

Kebutuhan benih tiap hektar berkisar 100-125 g. Dengan pesemaian pembuatan arah utara selatan menghadap ke timur. Media semai diolah dari campuran tanah serta kompos steril dengan perbandingan 1:1. Benh ditaburkan secara merata di atas media semai setelah itu ditutup dengan tanah tipis, disiram serta ditutup dengan daun pisang. Daun pisang dibuka secara bertahap. 

Setelah umur semaian kurang lebih 7 hari, semaian dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daun pisang yang diisi campuran tanah serta kompos steril dengan perbandingan 1:1, serta dipilih bibit yang sehat serta pertumbuhannya bagus. Bibit berumur kurang lebih 30-35 hari setelah semai ataupun telah memiliki 5-6 helai daun siap untuk dipindahkan ke lapangan.

Baca Juga : 5 Cara Budidaya Lidah Buaya dengan Mudah, Pemula Wajib Coba

2. Penyiapan Lahan serta Penanaman

Apabila lahan yang hendak dipakai merupakan lahan kering ataupun tegal, maka tanah harus dibajak serta dicangkul sedalam 30-40 cm serta dibalik, setelah itu bongkahan tanah dihaluskan serta sisa pertanaman sebelumnya dibersihkan dapat tidak menjadi sumber penyakit.

Pembuatan bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 40-50 cm (disesuaikan dengan kondisi tanah saat hujan, dapat kelengasan tanah terjaga namun tidak tergenang bila turun hujan) serta panjang disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedeng kurang lebih 40-50 cm (disesuaikan dengan kemudahan memelihara serta dapat drainasenya berlangsung dengan baik). 

Pemberian kapur pertanian (jika kondisi tanah terlalu masam) dilakukan pada saat pengolahan tanah, 2-3 minggu sebelum tanam, dengan cara ditaburkan tipis di permukaan tanah setelah itu dicampur rata dengan tanah. Permukaan bedengan diolah agak setengah lingkaran untuk mempermudah pemasangan mulsa. Pemberian pupuk kansertag diberikan pada saat pengolahan tanah. setelah itu  mulsa plastik hitam perak dipasang.

Jarak tanam yang digunakan dalam penanaman cabai rawit ialah 70 cm x 70 cm ataupun 60 cm x 70 cm. Pada jarak tanam yang udah ditentukan diolah lubang tanam pada mulsa plastik dengan menggunakan kaleng yang dipanaskan. Lubang tanam diolah dengan kedalaman 15-20 cm serta diameter 20-25 cm, serta dibiarkan satu malam baru keesokan harinya bibit ditanam.

Baca Juga : 6 Prosedur yang Wajib Dilakukan Saat Budidaya Tanaman Hias

3. memelihara

Memelihara terdiri dari penyulaman, pemasangan ajir, penyiraman, pengaturan drainase, penyiangan, penggemburan, serta pemupukan. Penyulaman terhadap bibit yang telah mati dilakukan maksimal 2 minggu setelah tanam. Pemasangan ajir berupa bambu setinggi kurang lebih 1 m di dekat tanaman.

Penyiraman harus diperhatikan dapat tanaman tidak kekeringan terutama pada musim kemarau. Pemberian mulsa plastik hitam perak selain mampu untuk mengurangi populasi hama dapat membantu menjaga kelembapan tanah. Pada musim penghujan pengaturan drainase harus diperhatikan dapat lahan tidak tergenang air, karena hal tersebut dapat meningkatkan serangan penyakit akibat kelembaban yang tinggi.

Penyiangan terhadap gulma dilaksanakan pada umur tanaman 1 bulan. Hal ini perlu dilaksakan untuk mengurangi kompetisi tanaman dengan gulma dalam mendapatkan unsur hara. Pemupukan disesuaikan dengan kondisi lahan setempat. Kebutuhan pupuk meliputi pupuk kansertag 10-30 ton/ha, urea 200-300 kg/ha, SP-36 200-300 kg/ha serta KCl 150-250 kg/ha. Pemberian pupuk kansertag serta kapur pertanian dilakukan saat pembuatan bedengan. 

Pupuk buatan sebagai pupuk dasar diberikan dengan cara membuat larikan berjarak 25-30 cm dari tepi bedengan serta jarak antar larikan 70 cm, setelah itu taburkan pupuk secara merata pada larikan tersebut. Pemberian pupuk dasar  ini dilaksakan sebelum pemasangan mulsa sebanyak setengah dosis.

Pemupukan susulan diberikan saat tanaman berumur satu bulan, menggunakan sisa pupuk dasar. Pemupukan susulan ini dapat diberikan dengan cara dicor, setiap tanaman disiram dengan 150-250 ml larutan pupuk.  Larutan pupuk diolah dengan mengencerkan 1,5-3 kg pupuk buatan per 100 l air. Karena tanaman cabai rawit merupakan tanaman tahunan yang masih dapat berproduksi sampai 2-3 tahun maka sebaiknya dilakukan pemupukan ulang sesuai kebutuhan dapat produksinya terus bertahan.

4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Hama lalat buah mampu dikendalikan dengan pemasangan perangkap lalat buah yang mengandung metil eugenol. Hama-hama pengisap seperti kutudaun, trips serta kutu kebul dapat dikendalikan dengan pemasangan mulsa plastik hitam perak serta juga pemasangan perangkap lekat kuning. 

Penyakit antraknose dapat dikendalikan dengan penggunaan varietas tahan serta juga penggunaan fungisida secara selektif.  Apabila dalam mengendalikan OPT menggunakan pestisida, maka harus benar dalam  pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval serta waktu aplikasinya.

5. Panen serta Pascapanen

Pada saat panen, buah yang rusak sebaiknya dimusnahkan, setelah itu buah yang dipanen dimasukkan dalam karung jala serta kalau akan disimpan sebaiknya disimpan di tempat yang kering, sejuk dengan sirkulasi udara yang baik.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama